Maghrib semalam,ketika dia bersiap-siap hendak mandi,dia terdengar suara seseorang dibawah biliknya.Sayup-sayup dibawah sana.
Telinganya terus dirapatkan ke tingkap.Matanya mencari-cari dari mana sumber suara itu.Suasana sudah agak gelap diluar,membataskan penglihatannya.Dia hanya terperasan sebuah kereta dengan lampu didalamnya terpasang.
Dia terkesima.Duduk bersimpuh mendengar
bait-bait alunan Al Mathurat yang disuarakan dari kereta itu.
Suara seorang ayah.Penuh berirama.Penuh khusyuk
suara itu membaca Al Mathurat.
Sesungguhnya
kami hayati petang ini dengan kesedaran bahawa kerajaan sekalian alam ini
seluruhnya adalah milik Allah.Dan segala puji bagi Allah,tiada sekutu
bagiNya,tiada Tuhan selain Dia dan kepadaNya kami akan dibangkitkan.
Kami
hayati petang ini dalam fitrah Islam,dan kalimat ikhlas dan dalam agama Nabi
kami,Muhammad s.a.w dan dalam millat (ajaran) bapa kami Ibrahim yang hanif
(lurus) sedang dia bukan seorang musyrik.
Lunak sungguh suara itu membaca Al Mathurat.Persis ayahnya.Dia
teringatkan ayahnya yang berada di kampung.Apa khabar agaknya ayah disana?
Ayahnya yang sudah berusia,tetapi masih kuat
bekerja.Baru-baru ini ketika dia pulang ke kampung,dia terperasan uban di
kepala ayahnya semakin bertambah.
Ya
Allah,panjangkanlah umur ibu dan ayahku,agar sempat aku membalas jasa keduanya.
Ketika dia menatap Berita Harian,hatinya bagai
dihiris-hiris.Israel laknatullah menghentam Gaza lagi.
Kerja gila!anak kecil yang sedang bermain bola
dibedil dari jauh.Penakut!
Dia terkenangkan anak-anak Palestin yang
kehilangan ibu dan ayah sejak kecil.Kemana mereka hendak bergantung nasib?
Dirinya bersyukur masih punya ayah dan emak
disisi.
Alhamdulilah.
Terdengar suara garau itu membaca Al Mathurat
ketika waktu Maghrib tadi,dirinya teringat wajah polos ayah.
Ayah.Semoga ayah berbahagia dunia dan akhirat.
Anakmu ini akan belajar bersungguh-sungguh untuk
menuntut bela nasib anak Palestin yang dibedil dengan kejam oleh tentera
laknatullah.
Hutang darah dibalas dengan hutang ilmu!
No comments:
Post a Comment